Deniansyah Damanik: Ketahanan Keluarga dan Naiknya Harga BBM Tahun 2022
Sangat mengejutkan publik kebijakan Pemerintah Indonesia yang menaikkan harga BBM (Bahan Bakar Minyak) pasca gejala inflasi ekonomi global yang disebabkan Covid-19 dua tahun belakangan ini.
Pemerintah memutuskan untuk menaikkan harga BBM subsidi dari Rp. 7.650 per-liter menjadi Rp. 10.000 per-liter, kemudian bahan bakar solar dari Rp. 5.150 per-liter menjadi Rp. 6.800 per-liter, sedangkan pada pertamax nonsubsidi dari Rp. 12.500 per-liter menjadi Rp. 14.500 per-liter. Hal ini disampaikan oleh Pemerintah pada tanggal 03 September 2022 dan mulai berlaku pada pukul 14.30 Waktu Indonesia bagian Barat (WIB).
Deniansyah Damanik selaku Mahasiswa Magsiter Hukum Keluarga UIN Sunan Kalijaga juga menyoroti peristiwa kenaikan harga BBM ini yang berdampak pada ketahanan sebuah keluarga, menurutnya bahwasannya Pemerintah Indonesia pada tanggal 13 Juli 2022 sudah menjamin bahwasannya harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, listrik dan Gas LPG 3 Kg tidak akan naik sampai akhir tahun 2022.
‘’Ketidakjaminan yang diucapkan oleh Pemerintah ini ternyata terjadi saat sekarang ini, bahwa Pemerintah Indonesia telah menaikkan harga BBM. Di sisi lain juga perlu diketahui bahwasannya perekonomian dunia sudah mulai membaik, dan juga harga minyak dunia sedang kondisi stabil, dan Indonesia tidak begitu terdampak atas konflik antara Rusia dan juga Ukraina. Lantas kenapa Pemerintah menaikkan harga BBM ? ‘’terang mahasiswa tersebut.’’
Lebih jauh mahasiswa yang juga sebagai pengamat keluarga tersebut menjelaskan apakah karena dibangunnya beberapa infrastruktur seperti irigasi dan bendungan, berbagai akses jalan tol menjadi jaminan bahwa hasil panen masyarakat kelas menengah ke bawah bisa lebih besar dari tahun sebelum-sebelumnya ? apakah akan terjadi swasembada pangan dan tidak terjadinya inflasi ? ataupun pekerjaan buruh bahkan pekerja serabutan tidak terdegradasi ekonominya karena kebijakan ini ? lantas di mana keberpihakan kepada rakyat yang dia mempunyai sebuah keluarga kelas menengah ke bawah ?
Sebuah keluarga hari ini sedang berjuang untuk memulihkan ekonomi mereka pasca terjadinya inflasi ekonomi global disebabkan terjadinya wabah Covid-19. Seharusnya Pemerintah Indonesia memahami keadaan ini bahwasannya rakyat sedang susah, apakah tidak ada alternatif lain atau bahkan dilakukan penundaan ? bahwa masyarakat sedang berjuang bangkit membangun ekonomi malah diberatkan secara perlahan.
Menurutnya, Pemerintah kurang ide dan gagasan ! disaat minyak dunia sedang turun, malah Indonesia menaikkan harga minyak, di mana logisnya dalam hal ini ?. di sisi lain, ini merupakan akibat dari utang Pemerintah Indonesia dan juga berbagai pengeluaran keuangan Indonesia yang tidak begitu strategis seperti kebijakan menaikkan anggaran lembaga Negara dan juga pembangunan Ibu Kota Baru. Seharusnya Pemerintah mulai melihat sektor-sektor potensial yang di bangun dan juga mulai melakukan tindakan efisien berbagai BUMN (Badan Usaha Milik Negara). Terlebih lagi ini priode terakhir Pak Jokowi, harus bisa meninggalkan kesan dan pandangan yang baik bagi masyarakat Indonesia.
Akibat naiknya BBM, tentu hal ini berdampak pada ketahanan sebuah keluarga. Keluarga yang memiliki ekonomi rendah maka rentan akan mengalami kesulitan, terlebih lagi para pelaku usaha ataupun berbagai produksi dari kelas kecil sampai kelas menengah.
‘’Setidaknya dampak kenaikan BBM ini akan berdampak kepada ketahanan keluarga berupa: (1) kebutuhan pokok, bahwa dengan naiknya harga BBM maka kebutuhan pokok lainnya juga naik, (2) kebutuhan operasional, biaya yang dikeluarkan sebuah keluarga akan mengalami peningkatan pengeluaran, (3) kebutuhan produksi, berbagai hal bagi sebuah keluarga yang melakukan kegiatan usaha akan mengalami kesenjangan bahan produksi dan ketidaksesuaian pembelian dengan penjualan, (4) kebutuhan tambahan, bahwa berbagai barang dan jasa akan terjadi siklus pergerakan ekonomi yang cepat akan tetapi berbanding terbalik dengan pendapatan sebuah keluarga sehingga kebutuhan tambahan tidak bisa berjalan seperti biasanya, (5) kebutuhan eksternal, hal-hal yang tidak terduga yang dialami sebuah keluarga akan sulit diantisipasi.’’Tutur pengamat keluarga tersebut.’’
‘’DPR harus berada pada posisi rakyat, membela rakyat jangan sampai kejadian seperti ini terjadi secara mendadak di saat ekonomi rakyat mulai pulih. Kenaikan harga BBM sangatlah melambung, tentu akan berbeda jika naiknya harga BBM naik secara perlahan, tentu setiap Negara memiliki kebijakan tersendiri, tetapi kalaulah seperti ini artinya masyarakat di peras secara perlahan untuk bisa menutupi biaya utang Negara ataupun pembangunan infrastruktur yang banyak memakan biaya.’’Tegas Deniansyah.’’