Deniansyah Damanik Mempresentasikan Hasil Penelitian Tentang Tuan Guru Abdul Karim Ismail di Multaqo Ulama al Quran Nusantara

(Prof. Maryono, Gus Baha, Dirjen Pendidikan Islam, Prof. Quraish Shihab, Prof. Said Agil Husin al Munawwar, KH. Abdul Hamid Abdul Qodir)

(Yogyakarta)-Dirjen Pendidikan Islam Kemenag RI menyelenggarakan ‘’Multaqa Ulama al Quran Nusantara di Pesantren al Munawwir Krapyak Yogyakarta pada 15-17 November 2022.

Kegiatan ini diikuti 340 peserta yang terdiri dari para ulama al Quran Indonesia, akademisi, praktisi, dan peneliti al Quran dalam dan luar negeri dengan mengangkat tema ‘’Pesan Wasathiyah Ulama al Quran Nusantara.’’

Turut dihadiri oleh Dirjen Pendidikan Islam Kemenag RI M. Ali Ramdhani, Prof. Dr. Said Agil Husin al Munawwar, Prof. Dr. Quraish Shihab, KH. Bahauddin Nursalim (Gus Baha), KH. Ahsin Sakho Muhammad (Pesantren Darul Quran Cirebon), KH. Abdul Hamid Abdul Qodir (Pengasuh Pondok Pesantren Al Munawwir), KH. Aunur Rofiq Mansur (Pondok Pesantren Bustanul Huffaz Assa’idiyah Sampang), KH. Syam Amir Yunus (Pondok Pesantren al Imam Ashim Makasar), Nyai Lilik Umi Kalsum (Padepokan Ngasah Roso Ayatirrahman Bogor), KH. Sa’dullah (Pesantren al Hikamussalafiyah Sumedang), KH. Afifuddin Dimyati (Pesantren Dar al Ulum Jombang), Nyai. H. Maftuhah Minan, dan dari berbagai pengasuh Pondok Pesantren se-Indonesia.

(Deniansyah Damanik)

Salah satu akademisi yang diterima untuk mempresentasikan karyanya ialah Deniansyah Damanik Mahasiswa Magister Ilmu Syariah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, beserta para akademisi lainnya.

Beliau mengangkat judul ‘’Peran Tuan Guru Abdul Karim Ismail dalam Seni Baca al Quran di Sumatera Utara (Ahlul Quran Di Sumatera Utara yang Tersembunyi). Menurutnya di Sumatera Utara sosok ahlul Quran yang cukup populer ialah Syekh Azroi Abdurrauf yang hidup pada tahun 1918-1993 dengan mempunyai sanad al Quran yang sampai kepada Rasulullah, akan tetapi kontribusi ataupun peran Syekh Azroi Abdurrauf selaku ahlul Quran di Sumatera Utara sudah ada ditulis oleh beberapa peneliti. Oleh karena itu, berbagai generasi al Quran di Sumatera Utara pasca wafatnya beliau perlu dicari tahu siapa salah satu penggantinya ? yaitu salah satunya adalah Tuan Guru Abdul Karim Ismail, dan mengingat hal sepak terjangnya yang sangat luar biasa, dan kalau tidak direkam maka akan hilang seiring zaman maka perlu diperkenalkan siapa itu Tuan Guru Abdul Karim Ismail dan juga merekamnya dalam sebuah riset penelitian.

Tuan Guru Abdul Karim Ismail

Beliau memiliki nama asli Abdul Karim dilahirkan di Desa Pasar Bengkel Kecamatan Perbaungan Serdang Bedagai pada 17 Agustus 1940, dan wafat pada 13 Rabiul Akhir 1443 H/18 November 2021 di umur 81 tahun, ayahnya bernama H. Ismail bin Salman yang berasal dari Kalimantan dan ibunya bernama Maryam. Tambahan Ismail dibelakang namanya merupakan nama ayahnya dan untuk mengetahui bahwasannya beliau merupakan seorang anak H. Ismail dari Kalimantan yang cukup dikenal masyarakat di daerahnya pada waktu itu, masyarakat memanggil beliau dengan sebutan ‘’nek karem.’’ Dari pasangan H. Ismail bin Salman dan Maryam tersebut lahirlah delapan orang anak, tiga orang anak laki-laki dan 5 orang anak perempuan yaitu: H. Dahlan, Aisyah, Abdul Wahab, Ramlah, Abdul Karim Ismail, Asiyah, Maimunah, dan Masturah.

Semasa hidupnya, Tuan Guru Abdul Karim Ismail tidak menikah, dan tentu tidak mempunyai keturunan. Menurut salah satu pendapat bahwasannya tidak menikahnya beliau dikarenakan salah satu sunnahnya para ulama terdahulu, dengan lajangnya tersebut disitulah letaknya beliau agar ikhlas, yaitu agar tidak memiliki beban pikiran, tugasnya ialah hanya mengajar al Quran dan tidak diberi imbalan serta fokus akan pengajaran ilmu al Qurannya. Selain daripada itu juga bahwasannya beliau hanya tamat SR (Sekolah Rakyat) dan MTS Al Washliyah Perbaungan, akan tetapi ilmu pengetahuan al Qurannya sangat luar biasa sekali. Nama Tuan Guru Abdul Karim Ismail sangatlah populer di Sumatera Utara, apalagi di daerahnya yaitu Pasar Bengkel Serdang Bedagai. Hampir semua masyarakat, tokoh, akademisi, alim ulama mengakui kepakaran beliau dalam bidang ilmu al Quran yaitu fashahah dan ilmu tajwid dan lagu-lagu.

Beliau mempelajari al Quran dari ayahnya sendiri H.Ismail, dan mulai dari tahun 1956 atau bisa dibilang saat umur beliau masih 16 belas tahun  beliau mulai menimba ilmu al Quran pada salah satu rujukan al Quran di Sumatera Utara yaitu Syekh Azroi Abdurrauf yang merupakan salah satu ahlul Quran dari era tahun 1918-1993. Tuan Guru Abdul Karim Ismail bisa dibilang sebagai salah satu murid senior yang mewarisi keilmuan Syekh Azroi Abdurrauf pada bidang fashahah, ilmu tajwid dan juga lagu-lagu al Quran. Menurut salah satu murid Tuan Abdul Karim Ismail, bahwasannya murid-muridnya Syekh Azroi Abdurrauf banyak yang menjadi Qori dan Qori’ah populer, akan tetapi yang mewarisi keilmuan ilmu fashahah dan ilmu tajwid-nya atau dicetak Syekh Azroi Abdurrauf untuk mewarisi dan melanjutkan keilmuan Syekh Azroi Abdurrauf salah satunya adalah Tuan Guru Abdul Karim Ismail.

Oleh karenanya sanad al Quran Tuan Guru Abdul Karim Ismail diakui dan sampai kepada Rasulullah, mengingat bahwasannya beliau lama berguru kepada Syekh Azroi Abdurrauf. Hasil Penelitian Deniansyah Damanik menyebutkan bahwasannya Tuan Guru Abdul Karim Ismail sanad al Qurannya adalah sebagai berikut; Tuan Guru Abdul Karim Ismail, Syekh Azroi Abdurrauf, Syekh Ahmad Hijazi al Faqih, Syekh Ahmad Hamid bin Sayyid Abd ar Razaq, Syekh Muhammad Sabiq al Iskandariyah, Syekh Khalil Amir al Mathwisi, Syekh Ali Hawa Ibrahim, Syekh Sulaiman asy-Syahdawi asy-Syafii, Syekh Mustofa al-Mihi, Syekh Ali al-Mihi al-Bashiri, Syekh Ismail, Syekh Ali Ramli, Syekh Muhammad al Baqri, Syekh Ahmad ar-Rasyidi, Syekh Mustofa bin Abdurrahman al-Azmiri, Syekh Hijazi, Syekh Ali bin Sulaiman al-Manasuri, Syekh Sulthon al-Muzahy, Syekh Ali Syibramalisi dan Syekh Muhammad al-Baqry, Syekh Sayifuddin al-Bashiri, Syekh Sahazah al Yamani, Syekh Muhammad Ja’far asy-Syahir, Syekh Ahmad al-Masiri al-Mishiri, Syekh Nashiruddin at-Tablawi, Syekh Zakariya al-Anshori, Syekh Abu Tahir Muhammad bin Muhammad al-Aqili, Syekh Muhammad bin Muhammad bin Muhammad al-Jazari, Syekh Abu Muhammad ‘Abdul Rahman bin Ahmad bin Ali al-Baghdadi, Syekh Abu Ali al-Hasan bin ‘Abdul Karim al-Ammawi, Syekh Abu Abdullah Muhammad bin Yusuf al-Qurthubi, Syekh Abu al-Qasim bin Fairah bin Ahmad al-Andalusi asy-Syatibi, Syekh Abu Hasan Ali bin Huzail, Syekh Abu Daud Sulaiman bin Najah, Syekh Abu Amar wa Utsman bin Sa’id ad-Dani, Syekh Abu Hasan Tahir bin Ghalbun, Syekh Abu Hasan Ali bin Muhammad bin Shalih al-Hasyimi, Syekh Abu al-Abbas Ahmad bin Sahal al-Asynani, Syekh Abu Muhammad Ubaid as-Sabah an-Nahli, Syekh Abu Amar Hafs bin Sulaiman bin al-Mughirah al-Asadi, Imam Abu Bakar Ashim bin Abu Abu Najud, Abu Abd ar-Rahman dan Abdullah bin Habib as-Sulami, Zaid bin Sabit dan Ubay bin Ka’ab dan Abdullah bin Mas’ud dan Ali bin Abi Thalib dan Utsman bin Affan Rasulullah Saw, Malaikat Jibril, Allah Swt. (Lihat: Zainul Milal Bizawie, Jalur Sanad Qur’an dan Tafsir Di Nusantara: Jejaring Ulama dan Pesantren Tahfiz, Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag RI: Ciputat, 2021, h. 126-127).

Lebih jauh deniansyah menuturkan bahwasannya kontribusi Tuan Guru Abdul Karim Ismail di daerahnya Pasar Bengkel Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai sangat terasa sekali kehadirannya, berbagai elemen seperti masyarakat, ulama, akademisi, tokoh masyarakat maupun pemerintah, maupun para hafiz dan qari-qari’ah banyak yang berguru kepada beliau. Sudah banyak murid-murid yang beliau hasilkan baik dari tingkat lokal (regional) , Provinsi, Nasional dan bahkan Internasional. Kepakaran beliau diakui di Provinsi Sumatera Utara, sudah sangat banyak mengakuinya. Beliau sebagai ahlul Quran yang kehadirannya sangat dirasakan baik sebelum maupun sesudah wafatnya Syekh Azroi Abdurrauf, beliau sangat tawadhu sekali dan ikhlas mengajarkan al Quran sampai akhir hayatnya, beliau tidak ingin terkenal secara publik. Berbagai tawaran banyak diberikan oleh masyarakat setempat akan tetapi beliau sedikit banyak menolak pada beberapa hal. Tuan Guru Abdul Karim Ismail 2/3 hidupnya sudah diwakafkan hanya untuk mengajarkan al Quran.

Makam Tuan Guru Abdul Karim Ismail

Hari ini 18 November 2022 merupakan haul akan wafatnya beliau yang sudah 1 tahun (18 November 2021-18 November 2022), semoga murid-muridnya bisa menggantikan peran beliau di tengah-tengah masyarakat.’’Tegas Deniansyah.’’

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *